Kamis, 20 Desember 2012

Makanan Penyu

Fakta Makanan Penyu

Berbagai jenis kura-kura memiliki pola makan yang berbeda, tetapi kebanyakan herbivora. Ada banyak sayuran yang tinggi vitamin dan kalsium. Ada juga sejumlah makanan penyu komersial yang makanan alternatif yang sehat untuk sebagian besar jenis kura-kura hewan peliharaan. Ini mungkin terdiri dari campuran sayuran dan protein serangga, atau mereka mungkin mengandung campuran vitamin, sayuran dan buah.

Arti

Diet penyu di penangkaran adalah penting untuk memastikan kesehatan hewan peliharaan. Kura-kura butuh vitamin tertentu dari diet mereka untuk mempertahankan kekerasan cangkangnya dan untuk menjaga mata mereka jelas dan sehat. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Makanan yang tepat akan memiliki baik vitamin alami atau mereka harus dilengkapi dengan makanan disiapkan yang diperkaya vitamin.

Jenis

Makanan alami termasuk bayam dan kangkung untuk vitamin yang tinggi dan konten kalsium. Wortel, selada dan kubis juga dapat digunakan untuk melengkapi diet. Untuk kura-kura air, pelet makanan yang dibuat khusus berisi jenis tanaman dan vitamin yang jenis kebutuhan penyu. Beberapa jenis kura-kura air juga akan memakan ikan kecil, dan beberapa kura-kura darat akan memakan serangga sebagai suplemen diet.

Efek

Ketika kura-kura menderita kekurangan vitamin A, matanya mungkin mendapatkan menutup berawan atau membengkak. Hal ini dapat menghambat kemampuan untuk makan dan dapat menyebabkan dia jatuh karena kebutaannya. Ketika diet kura-kura tidak memiliki protein atau kalsium, cangkang kura-kura bisa kehilangan kekerasannya. Sebuah shell lembut meninggalkan dia rentan terhadap cedera dan patah tulang di tulang belakang. Makan diet yang tepat dapat menjaga efek ini dari terjadi.

Pencegahan / Solusi

Jika Anda ingin memberi makan penyu diet alami, mempertimbangkan untuk menambah dietnya dengan vitamin A suplemen bubuk. Ini dijual di toko-toko hewan peliharaan. Bedak yang ditaburkan pada makanan kura-kura atau dicampur dengan air kura-kura. Jika mata kura-kura masih membengkak tertutup, itu berarti penyu kebutuhan lebih banyak vitamin A. Mempertimbangkan untuk mengambil kura-kura ke dokter hewan untuk vitamin tembakan A jika Anda tidak dapat membalikkan kondisi dengan cepat di rumah.

Pertimbangan

Sementara kura-kura banyak mengonsumsi makanan nabati, kura-kura darat banyak juga menikmati serangga. Menjaga pasokan jangkrik di tangan akan memastikan bahwa kura-kura bisa mendapatkan makanan ringan saat lapar. Tanah kura-kura juga menikmati makan cacing, siput, siput dan cacing. Ketika makan serangga untuk kura-kura, menjaga ukuran relatif mereka dalam pikiran. Sebuah penyu kecil mungkin tidak bisa makan jangkrik besar dan cacing kecil mungkin tidak diperhatikan oleh seekor kura-kura besar.
  • makanan penyu
  • Makanan penyu peliharaan
  • apa makanan penyu
  • efek makan penyu
  • gambar makanan penyu
  • makan penyu
Source : http://kutubuku.web.id/2054/fakta-makanan-penyu

Penyu Raksasa

Penyu Raksasa Sambangi Rumah Imum Mukim
Selasa, 18 Desember 2012 15:56 WIB



 


penyu.jpg
Penyu yang masuk ke rumah imam mukim Kuala Baru

Laporan Dede Rosadi | Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Warga Kecamatan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil, dihebohkan dengan masuknya penyu raksasa ke tengah pemukiman. Penyu dengan panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter itu, menyambangi rumah Imam Mukim Kuala Baru Mahmuddin.

Penyu Belimbing itu, diketahui warga di pekarangan rumah imam mukim, yang berjarak sekitar 200 meter dari laut menjelang shalat subuh. Sontak, warga yang sebagian besar masih tertidur lelap terbangun, mendengar penyu raksasa 'parkir' di depan rumah sesepuh kampung. Hingga menjadi tontonan masyarakat tua muda hingga anak-anak.

"Pertama kali diketahui menjelang subuh oleh tetangga. Lalu memberitahu saya dan warga lain," kata Imam Mukim Kuala Baru Mahmuddin, Selasa (18/12/2012) yang dihubungi Serambinews.com, dari Singkil ibukota Aceh Singkil.

Menjelang siang, tokoh kampung sepakat mengembalikan sang penyu ke laut. Terlebih dahulu dilakukan peusijuk dengan menabur beras kuning. Saat belasan pria mencoba menarik penyu ke laut, penyu itu tak bisa terangkat.

Warga yang sudah kelehan akhirnya menemukan trik jitu menggiring penyu kembali ke habitatnya. Trik itu, berupa menggelitik ekor penyu. Setiap digelitik penyu mau bergerak, kenadati memerlukan waktu berjam-jam hingga sampai ke tepi laut yang berjarak hanya 200 meter.

"Ditarik oleh 10 orang lebih tidak terangkat, akhirnya digelitiki ekornya mau berjalan digiring ke laut. Begitu berhenti digelitik lagi, sejam lebih sampai juga," ujar Imam Mukim.

Menurut Mahmuddin, warga Kuala Baru sudah sering melihat penyu di besisir pantai. Tetapi penyu masuk ke pemukiman untuk pertama kalinya.

Editor : arif
 
Source : http://aceh.tribunnews.com/2012/12/18/penyu-raksasa-sambangi-rumah-imum-mukim

Selasa, 11 Desember 2012

Keunikan Penyu

Inilah Rahasia Trik Navigasi Menakjubkan Penyu

Ilmuwan berhasil memecahkan misteri kemampuan navigasi penyu yang menjangkau ribuan mil menuju pantai untuk menetas. Bagaimana cara penyu mengetahui arah tujuan?
 
Loggerhead turtles (penyu tempayan) berkembang biak di tepi Laut Tengah, Afrika Barat, Brasil dan sepanjang pantai tenggara Amerika Serikat.
Dalam waktu 24 jam setelah menetas, penyu itu kembali ke laut untuk memulai perjalanan menakjubkan searah jarum jam di sekitar Samudera Atlantik berjarak ribuan mil. Hebatnya, penyu betina akan kembali ke pantai untuk melihat kelahiran bayi penyu.
“Bagian paling sulit adalah melakukan navigasi terbuka di laut dalam menentukan posisi bujur atau timur ke laut,” kata ilmuwan Nathan Putman dari University of North Carolina.
Ilmuwan sebelumnya telah mengetahui makhluk ini menggunakan perubahan medan magnet bumi untuk memberi tahu mereka sisi utara ke selatan sehingga mengarahkan diri sepanjang garis lintang. Namun ilmuwan belum tahu bagaimana penyu memahami sisi bujur dari timur ke barat.
Kini ilmuwan tidak bisa lagi meremehkan kemampuan penyu. Hewan ini ternyata menggunakan medan magnet bumi untuk menciptakan sistem pemetaan mental yang mencakup empat poin utama dalam kompas yaitu utara, timur, selatan dan barat.
Para peneliti percaya penyu menciptakan pemetaan magnetic di pemikiran mereka dengan mengkombinasi informasi tentang sudut medan magnet dan intensitas magnetik.
“Meskipun banyak binatang yang mampu mendeteksi kemiringan atau intensitas magnetic saat penentuan bujur, namun penyu tempayan mampu menganalisis kedua parameter magnetik yaitu bujur dan lintang,” kata Putman lagi dalam jurnal Current Biology.

Sumber :
http://m.inilah.com/read/detail/1273212/inilah-rahasia-trik-navigasi-menakjubkan-penyu/
http://keunikan-dunia-kita.blogspot.com/2011/03/inilah-rahasia-trik-navigasi.html

Senin, 10 Desember 2012

Perbedaan Antara Penyu dan Kura-kura

Perbedaan Penyu dan Kura-kura
19 Mei 2011 oleh Toekang Potret Keliling

Banyak orang awam menyebut patung penyu raksasa di Pantai Kartini Jepara dengan sebutan “patung kura-kura”. Bahkan, akuarium di dalam bangunan tsb dinamakan “Kura-kura Ocean Park“. Tahukah perbedaan antara penyu (sea turtle) dan kura-kura (turtle)..?
Penyu (Sea Turtle)
  • Penyu merupakan hewan laut. Menghabiskan waktunya di laut, dan pergi ke darat ketika ingin bertelur.
  • Penyu tidak memiliki kuku. Kaki penyu merupakan sirip yang membatunya untuk berenang di lautan.
  • Penyu tidak dapat memasukan kepalanya ke dalam tempurungya
Foto penyu seperti ini:



Kura-kura (Turtle)    

  • Kura-kura lebih banyak menghabiskan waktunya di air tawar atau daratan.
  • Kura-kura memiliki kuku yang digunakan untuk membantunya makan dan berjalan di darat.
  • Kura-kura dapat memasukkan kepalanya ke dalam tempurung, yang berguna untuk melindunginya dari predator.
Foto kura-kura seperti ini:



Coba perhatikan kembali patung di bawah ini:



Jangan salah sebut patung kura-kura raksasa ya… Yang benar patung penyu raksasa…  :mrgreen:

Source : http://pisangkremes.wordpress.com/2011/05/19/perbedaan-penyu-dan-kura-kura/

 

Minggu, 09 Desember 2012

Leatherback Turtle


Penyu Belimbing

Penyu belimbing yang telah bertahan hidup selama lebih dari ratusan juta tahun, kini menghadapi kepunahan. Dari perkiraan menunjukkan, selama dua puluh tahun terakhir jumlah spesies ini menurun dengan cepat, khususnya di kawasan pasifik: hanya sekitar 2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia saja, populasinya hanya tersisa sedikit saja dari sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Untuk mengatasi hal tersebut, tiga Negara yaitu Indonesia, PNG dan Kepulauan Solomon telah sepakat untuk melindungi habitat penyu belimbing melalui Mou Tri National Partnership Agreement (pdf)


Uraian fisik penyu belimbing
  • Memiliki kulit cangkang berwarna gelap dengan bintik-bintik putih yang tidak sekeras penyu lain
  • Sirip depannya panjang
  • Ukurannya dapat mencapai hingga 180 cm dan berat 500 kg
  • Merupakan penyu laut terbesar dan salah satu reptil terbesar yang masih hidup.



Ekologi dan Habitat

Penyu belimbing dapat ditemukan dari perairan tropis hingga ke lautan kawasan sub kutub dan biasa bertelur di pantai-pantai di kawasan tropis. Spesies ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di lautan terbuka hanya muncul ke daratan pada saat bertelur.

Makanan
Penyu belimbing berukuran besar sangat luar biasa, karena hanya makan makanan rendah energi dan rendah protein dari mahluk-mahluk lunak seperti ubur-ubur, cumi-cumi dan tunicates (invertebrata seperti ubur-ubur laut).


Perkembang biakan

Penyu belimbing betina dapat bertelur empat sampai lima kali per musim, setiap kali sebanyak 60 sampai 129 telur. Anehnya, sekitar setengah dari telur di setiap sarang sangat kecil untuk dapat berkembang dengan baik, atau tidak memiliki kuning telur. Penyu belimbing bertelur setiap dua atau tiga tahun dengan masa inkubasi sekitar 60 hari.

Populasi dan Distribusi
Penyu belimbing dilaporkan terlihat di hingga di wilayah utara, Alaska hingga di kawasan selatan di Tanjung Harapan, Afrika.












Ancaman
  • Terlalu sedikit individu ditengah ancaman yang bertubi-tubi; seperti spesies penyu laut lainnya, penyu belimbing terancam oleh pengambilan telurnya, perburuan penyu dewasa untuk diambil dagingnya, pengrusakan panatai tempat bertelur, dan kematian tidak sengaja karena tertangkap oleh kapal ikan. Karena berbagai ancaman ini, penyu belimbing termasuk dalam daftar Critically Endangered yang disusun oleh IUCN Red List.
  • Pengambilan secara langsung; telur penyu diambil secara tradisional, khususnya di Asia, dan praktek ini kemungkinan merupakanpenyebab turunnya populasi spesies ini di dunia.
  • Pengambilan secara tidak langsung; pada periode 1990an, setiap tahunnya diperkirakan sekitar 1.500 penyu belimbing betina dewasa terbunuh di jaring longline dan gillnet di kawasan Pasifik.
  • Pencemaran; pencemaran laut oleh plastik merupakan salah satu penyebab kematian. Phthalates, bahan kimia yang berasal dari plastik, ditemukan dalam kuning telur penyu belimbing. Penyu belimbing sering mengira plastik adalah ubur-ubur, makanan kesukaan mereka dan kemudian tercekik saat menelannya.
 / ©:  WWF-Indonesia/Fitrian Ardiansyah
Penyu Belimbing-Papua Barat
 
Source : http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/marine/howwework/endangeredmarinespecies/seaturtle_leatherback.cfm

Penyu Hijau

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Testudines
Famili: Cheloniidae
Genus: Chelonia
Latreille dalam Sonnini & Latreille, 1802
Spesies: Chelonia mydas
Nama binomial
Chelonia mydas
(Linnaeus, 1758)
Chelonia mydas, atau yang biasanya dikenal dengan nama Penyu Hijau adalah penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Hewan ini adalah satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia. Mereka hidup di semua laut tropis dan subtropis, terutama di Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik.
Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan-keunikan tersendiri dibandingkan hewan-hewan lainnya.
Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau karapas keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator.
Penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan Plastron.
Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik infra marginal (sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper).
Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat kemudi.
Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu.
Penyu mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan.
Penyu hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul.
Ternyata nama penyu hijau bukan karena sisiknya berwarna hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu abu, kehitam-hitaman atau kecoklat- coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging. (Nuitja, 1992).
Berat penyu hijau dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar separuh ukuran ini. Penyu hijau di Barat Daya kepulauan Hawai kadang kala ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur.
Anak-anak penyu hijau (tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari makanan. Tukik penyu hijau yang berada di sekitar Teluk California hanya memakan alga merah. Penyu hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika penyu hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut (Nuitja, 1992).


Reproductive Behaviour
Musim peneluran penyu hijau di suatu tempat berbeda dengan di tempat lain. Di Indonesia musim peneluran penyu Hijau berlangung sepanjang tahun dengan puncak musim yang berbeda di setiap daerah. Interval bertelur penyu Hijau berkisar antara 12 – 15 hari dan sebagian besar penyu Hijau bertelur antara 3 – 7 kali dalam setiap musim peneluran (Helmstetter, 2005). Hasil penelitian Nuitja (1983) menunjukkan bahwa penyu Hijau yang bertelur di pantai Pangumbahan mempunyai interval antara 3 – 16 hari.
Induk penyu tidak selalu kembali untuk bertelur pada tahun berikutnya. Setelah beberapa bulan musim peneluran induk penyu akan kembali ke daerah pakan dan mulai mempersiapkan musim kawin selanjutnya. Durasi waktu antara musim reproduksi dengan musim reproduksi selanjutnya didefinisikan sebagai interval remigrasi. Menurut Limpus (1985) rata-rata interval remigrasi induk penyu bervariasi dari tiap spesies. Induk penyu Hijau akan kembali untuk bertelur setelah 1 hingga 9 tahun dan bahkan lebih lama lagi (Limpus et al., 1984b, Limpus 1995a). Di Florida induk penyu Hijau akan kembali bertelur antara 2, 3, atau 4 tahun berikutnya (National Marine Fisheries Service, 1998). Begitu juga di Hawaii, induk penyu Hijau kembali lagi ke pantai untuk meletakkan telurnya setelah 2 hingga 4 tahun (Hirth, 1962). Sampai saat ini belum ada penjelasan apakah pejantan dan betina penyu Hijau menggunakan skala waktu yang sama untuk bereproduksi.
Penyu pada umumnya bertelur di pantai pada petang hari atau dalam keadaan gelap. Proses peneluran penyu berlangsung pada pukul 18:00-06:00 hari berikutnya (Nuitja, 1983). Lama proses peneluran berkisar antara 1- 3 jam. Ada kalanya penyu menuju ke pantai tidak untuk bertelur akan tetapi hanya mensurvei tempat sebelum induk penyu meletakkan telurnya, kondisi ini disebut non-nesting emergence (memeti).
Menurut Miller (1997) aktivitas ketika penyu bertelur meliputi;
1. Saat Muncul Dari Laut (Emergence)
Suatu keadaan ketika penyu baru saja muncul dari laut dan melihat kondisi pantai apakah tempat tersebut aman sebagai tempat bertelur.
2. Merangkak Menuju Pantai (Crawling)
Setelah kondisi lingkungan dirasa aman untuk bertelur, penyu bergerak menuju pantai untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur.
3. Menggali Lubang Badan (Digging Body Pit)
Ketika penyu telah menemukan tempat yang sesuai untuk bertelur maka penyu akan membersihkan tempat tersebut dan membuat lubang badan.
4. Menggali Lubang Telur (Digging eggs chamber)
Setelah selesai membuat lubang badan, induk penyu akan menggali lubang telur untuk meletakkan telurnya.
5. Bertelur (Laying egg).
Induk penyu akan meletakkan telurnya pada lubang telur tersebut. Dalam satu kali oviposisi induk telur akan mengeluarkan dua hingga tiga butir telur.
6. Menutup Lubang Telur (Covering eggs chamber)
Selesai meletakkan telurnya, induk penyu akan langsung menutup lubang telur tersebut.
7. Menutup Lubang Badan (Covering body pit)
Setelah selesai menutup lubang telur induk penyu akan melanjutkannya dengan menutup lubang badan agar nampak seperti semula.
8. Penyamaran Sarang (Camuflase)
Untuk menghindari sarang penyu dari gangguan predator, induk penyu akan menyamarkan sarangnya.
9. Kembali Ke Pantai (Back to the sea)
Setelah selesai bertelur, induk penyu akan meninggalkan sarangnya dan kembali ke laut.
Pada kondisi emergence, crawling, digging body pit dan digging eggs chamber, induk penyu sangat sensitif terhadap kondisi sekeliling sehingga pada kondisi ini harus dihindari aktifitas yang dapat menyebabkan induk penyu mengurungkan niatnya untuk bertelur. Setelah induk penyu meletakkan telurnya yang pertama (laying eggs), induk penyu tidak akan menghiraukan gangguan yang ada, pada kondisi ini pengukuran panjang dan lebar karapas dapat dilakukan.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan penetasan semi alami, ada beberapa faktor yang erat kaitannya dengan keberhasilan tersebut perlu mendapat perhatian, yaitu: difusi gas, kelembaban, temperatur sarang dan faktor biotik (Miller, 1999).


SUMBER : Nuitja, I., N., S., 1992. Biologi dan Ekologi Pelestarian Penyu Laut. Institut Pertanian Bogor. Bogor. dalam http://zonaikan.wordpress.com/2010/10/20/sifat-dan-habitat-penyu-hijau/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/6256-populasi-penyu-hijau-chelonia-mydas-pantai/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyu_hijau
http://seaturtleindonesia.blogspot.com/2010/02/teknik-molekuler-dalam-populasi-penyu.html


(maaf, untuk beberapa pustaka tidak ada sumber dan link-nya karena artikel ini pun hasil dari copas dari link yang di cantumkan di atas)

Source :  http://forestcreator.wordpress.com/2010/11/21/penyu-hijau/

Sabtu, 01 Desember 2012

Penyu Laut


Oleh : Ma’ruf Kasim
Gerakannya yang unik dan khas seakan menggambarkan kelihayan perenang dasar laut yang mempesona. Ini mungkin bisa menggambarkan betapa unik dan indah melihat penyu laut berenang bebas di bawah permukaan laut.  Dengan menggerakkan kedua kaki renang depan untuk mengontrol gerakan dan kecepatan, hewan ini bergerak gesit di dasar laut. Juga dengan bantuan kaki belakang sebagai penyeimbang seakan memberikan kesempurnaan gaya renang yang memukau. 
  
Ada beberapa jenis (species) penyu laut yang hidup di perairan .  Diantaranya penyu hijau atau dikenal dengan nama green turtle (Chelonia mydas), penyu sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata), penyu lekang atau dikenal dengan nama Olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing atau dikenal dengan nama Leatherback turtle (Dermochelys olivacea), penyu pipih atau dikenal dengan nama Flatback turtle (Natator depressus) dan penyu tempayan atau dikenal dengan nama Loggerhead turtle (Caretta caretta). Dari jenis ini Penyu Belimbing adalah penyu terbesar dengan ukuran mencapai 2 meter dengan berat 600 – 900 kg.  Yang terkecil adalah penyu lekang dengan ukuran paling besar sekitar 50 kg.
Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih banyak di banding beberapa penyu lainnya.  Jenis seperti penyu belimbing di laporkan telah sangat berkurang jumlahnya dan termasuk salah satu jenis yang hampir hilang di perairan , hanya beberapa tempat yang masih sesekali menjadi tempat memijah bagi jenis penyu ini. Penyu belimbing adalah penyu yang di lindungi dan masuk dalam CITES (Convention on International Trade of Endangered Species) Appendix 1.  Meskipun jumlahnya lebih banyak di banding penyu lainnya, populasi penyu hijau tiap tahun berkurang oleh penangkapan dan membunuhan baik sengaja maupun tidak sengaja yang terperangkap oleh jaring . 
Penyu laut, umumnya bermigasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama.  Kita mungkin masih ingat salah satu adegan dalam film Nemo, saat induk jantan Nemo bertemu dengan gerombolan penyu hijau yang bermigrasi.  Tidak persis sama dengan pola migrasi penyu umumnya, namum jelas memberikan gambaran bahwa penyu laut bermigrasi sebagai rangkaian dari siklus hidupnya.  Pernah di laporkan migrasi penyu hijau yang mencapai jarak 3.000 km dalam 58 – 73 hari.  Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa penyu yang menetas di perairan , di temukan di sekitar perairan dan Hawaii . 
Penyu laut khususnya penyu hijau adalah hewan pemakan tumbuhan (herbivore) namun sesekali dapat menelan beberapa hewan kecil.  Hewan ini sering di laporkan  beruaya di sekitar padang lamun (seagrass) untuk mencari makan, dan kadang di temukan memakan macroalga di sekitar padang alga.  Pada padang lamun hewan ini lebih menyukai beberapa jenis lamun kecil dan lunak seperti (Thalassia testudinum, Halodule uninervis, Halophila ovalis, and H. ovata). Pada padang alga, hewan ini menyukai (Sargassum illiafolium and Chaclomorpha aerea).  Pernah di laporkan pula bahwa penyu hijau memakan beberapa invertebrate yang umumnya melekat pada daun lamun dan alga.
Penyu laut adalah adalah hewan yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di bawah permukaan laut.  Induk betina dari hewan ini hanya sesekali kedaratan untuk meletakkan telut-telurnya di darat pada substrate berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk.  Untuk penyu hijau, seekor Induk betina dapat melepaskan telur-telurnya sebanyak 60 – 150 butir, dan secara alami tanpa adanya perburuan oleh manusia, hanya sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai kelaut kembali untuk berenag bebas untuk tumbuh dewasa.  Beberapa peneliti pernah melaporkan bahwa presentase penetasan telur hewan ini secara alami hanya sekitar 50 % dan belum di tambah dengan adanya beberapa predator-predator lain saat mulai menetas dan  saat kembali kelaut untuk berenang.  Predator alami di daratan misalnya kepiting pantai (Ocypode saratan, Coenobita sp.), Burung dan tikus.  Dilaut, predator utama hewan ini antara lain ikan-ikan besar yang beruaya di lingkungan perairan pantai.

Sangat kecilnya presentase tersebut lebih diperparah lagi dengan penjarahan oleh manusia yang mengambil telur-telur tersebut segera setelah Induk-induk dari penyu tadi bertelur. 
Sangat di sayangkan memang, walaupun beberapa daerah pengeraman alami telur penyu jauh dari pemukiman penduduk, namun tidak luput dari perburuan illegal oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 
Kondisi ini semakin menurunkan populasi penyu laut di lingkungan asli mereka.  Keunikannya tidak akan tampak lagi, saat banyak dari penduduk pantai merusak dan menjarah telur-telur meraka, memburuh induk-induk meraka dan merusak rumah-rumah mereka. 
Dewasa ini memang sangat mendesak adanya upaya manajeman perlindungan lingkungan asli hewan ini yang tidak hanya berlaku pada suatu kawasan perteluran hewan ini namun juga di beberapa daerah yang merupakan jalur migrasi hewan ini dalam mencari makan.
Upaya konservasi dan perlindungan harusnya bukan hanya di atas kertas saja namun lebih kearah praktek pemeliharaan yang rill guna menjaga kelangsungan hidup dan lingkungan alami hewan ini.
Tentunya upaya ini akan bermuara ke realitas perlindungan lingkungan yang rill dan pemeliharaan biodiversity laut agar anak cucu kita masih dapat menyaksikan hewan ini berenang lincah di lautan bebas.  Semoga.
  All photo direct link from the source

Source : http://maruf.wordpress.com/2006/01/03/penyu-laut-hewan-cantik-yang-tergusur/

Penyu

Definisi 'penyu'

Indonesian to Indonesian
noun
1. kura-kura yg hidup di laut, apabila ingin bertelur, naik ke darat dan menyimpan telurnya dl pasir, kulitnya yg keras biasanya dibuat sisir, tusuk sanggul, dsb


Visual ArtiKata

 Source : http://www.artikata.com/arti-344551-penyu.html